Minggu, 09 September 2012

Mie Ongklong


 Mie Ongklong


Tidak jauh dari Dieng, Mie Ongklok adalah raja yang menjadi ikon kuliner yang tidak boleh dilewatkan. Perpaduan antara mie, sayuran, kuah kental dengan resep rahasia serta cara memasak yang unik menjadikannya primadona di antara jenis olahan mie lainnya.
MIE ONGKLOK
Jl. Pasukan Ronggolawe No. 14 Wonosobo


MIE ONGKLOK - Ikon Kuliner yang Bikin Lidah Lumer

Warung kecil di depan sebuah rumah di Jalan Pasukan Ronggolawe Wonosobo itu nampak biasa saja. Tempatnya tidak begitu luas dan propertinya pun tidak mewah. Namun hampir semua penduduk Wonosobo dan Dieng menyebutkan warung Mie Ongklok Longkrang sebagai referensi tempat makan mie ongklok yang enak dan khas. Tidak banyak berbeda dengan jenis olahan mie lainnya, bahan utama mie ongklok adalah mie kuning dan sayuran. Bedanya, bila yang lain menggunakan sawi, maka mie ongklok mencampurkan kubis dan kucai mentah. Jika biasanya mie harus direbus terlebih dahulu, maka untuk menyajikan mie ongklok, mie bersama kubis dan kucai mentah cukup dimasukkan ke dalam semacam saringan dari bambu dan di "ongklok-ongklok" atau dicelupkan berkali-kali ke dalam air mendidih.

Kuah yang dipergunakan pun berbeda. Mie dan sayuran ditata di dalam mangkuk kemudian disiram dengan dua jenis kuah. Kuah pertama adalah kuah kental berwarna cokelat yang dibuat dari campuran saripati singkong, gula merah, ebi, dan resep rahasia lainnya. Setelah itu mie disiram lagi dengan kuah bumbu kacang. Taburan merica bubuk dan bawang goreng melengkapi penyajian mie ongklok ini. Semangkuk mie ongklok pun siap disantap. Rasanya gurih dan agak manis. Kuah yang kental memberikan sensasi tersendiri di lidah. Bila menginginkan rasa pedas, telah tersedia cabai rawit hijau yang telah dihaluskan langsung di dalam sebuah mangkuk.

Mie ongklok ini tidak hadir sendiri. Selalu ada satu porsi sate sapi yang menemani. Apakah harus sapi? Ya, Pak Waluyo yang telah mengelola warung mie ongklok Longkrang selama 18 tahun meneruskan usaha ayahnya ini telah mencoba berbagai jenis sate, namun sate sapi lah yang paling cocok untuk mendampingi mie ongkloknya. Rasa dan tekstur dagingnya dinilai paling pas di lidah. Selain itu tempe kemul khas Wonosobo dan cireng alias aci (kanji) digoreng juga menjadi menu pendamping yang semakin menggugah selera. Kesemuanya menghadirkan perpaduan kuliner yang dijamin akan membuat lidah lumer merasakan kelezatannya.

Yang paling membuat YogYES bersyukur adalah porsinya yang agak kecil, pas sebagai santapan di sore hari. Meskipun demikian tidak ada larangan untuk memesan porsi tambahan jika Anda sedang benar-benar lapar. Mie ini juga bagus untuk kesehatan. Kucai yang dicampurkan didalamnya terbukti secara ilmiah sebagai anti-hipertensi. Hal ini disebabkan oleh senyawatetrametiloksamida dan ester 17-etadekadesenil. Efek antihipertensi kucai setara dengan atenolol dosis 25 mg yang sering diresepkan dokter untuk menurunkan hipertensi. Sementara itu kubis sudah terkenal memiliki ribuan khasiat sejak jaman Hipokrates tahun 460-377 SM. Kandungan zat aktifsulforafan dan histidine-nya dapat menghambat pertumbuhan tumor, mencegah kanker kolon dan rektun, detoksikasi senyawa kimia berbahaya, serta meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan kanker. Ditambah lagi dengan kandungan asam amino dalam sulfurnya yang berkhasiat menurunkan kadar kolesterol yang tinggi, menenangkan saraf, dan membangkitkan semangat. Jadi jangan remehkan semangkuk mie ongklok ini, karena khasiat yang dikandungnya ternyata sangat luar biasa.

Copyright © 2010 YogYES.COM
Harga
1 Porsi mie ongklok: Rp. 4.000
1 Porsi sate sapi: Rp. 10.000
Keterangan:
Data berdasarkan data per bulan Oktober 2010. Data ini tidak selalu diupdate dan ada kemungkinan perubahan harga sewaktu-waktu.




Jl.Kaliurang km 5,2,Sleman,Yogyakarta
Telp.0274545121/e-mail.khalistajogja@yahoo.com

Purwaceng


 Purwaceng

Purwaceng hanyalah salah satu jenis tumbuhan yang dulu banyak tumbuh liar di Dataran Tinggi Dieng. Apa yang istimewa? Tanaman ini sering diasosiasikan sebagai obat kuat pria atau Viagra van Java. Sangat menarik untuk membuktikan khasiatnya.

PURWACENG - "Viagra" van Java
da yang berbeda dengan rasa kopi yang YogYES hirup pagi itu. Rasa kopi tubruk Jawa yang terkenal mantap terasa sedikit aneh dengan campuran sedikit pedas. Bukan, itu bukan rasa pedas dari jahe. Pedas yang ini agak hambar dan sulit dilukiskan dengan kata-kata. Ternyata kopi ini sudah dicampur dengan purwaceng, salah satu minuman khas Dieng yang terkenal sebagai obat kuat penambah stamina kaum pria. Wah?

Bagi penduduk Dieng, ramuan ini sudah tidak diragukan lagi khasiatnya. Konon purwaceng sudah mulai dikonsumsi sejak jaman kerajaan Hindu, namun masih terbatas di kalangan raja dan bangsawan saja. Seiring perkembangan jaman, rakyat biasa mulai diperbolehkan mengonsumsinya. Penduduk lokalpun mulai memburu tanaman liar yang tumbuh dimana-mana sepanjang Dataran Tinggi Dieng ini. Akibatnya purwaceng sempat menjadi tanaman langka yang terancam punah. Tidak ingin kehilangan asset tanaman berharganya, penduduk mulai membudidayakannya untuk keperluan komersil.
Don't judge a book by its cover. Pepatah ini yang pertama kali terlintas ketika akhirnya melihat sendiri seperti apa tanaman fenomenal ini. Tumbuhnya berkelompok dalam rumpun-rumpun setinggi kurang lebih 25 cm dengan bunga-bunga kecil berwarna putih. Orang awam pasti akan mengiranya sebagai sekelompok rumput biasa. Bernama latin Pimpinella Alpina Kds, seluruh bagian tanaman bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional, terutama daun dan akarnya. Akar yang bentuknya mirip dengan ginseng ini memiliki sifat diuretika atau memperlancar air seni, afrodisiak untuk meningkatkan hormon testosterone, dan tonik untuk menambah stamina. Terkandung juga senyawa-senyawa turunan saponin, alkaloid, tanin, dan senyawa-senyawa lain yang berkhasiat sebagai penguat tubuh dan memperlancar aliran darah.


Produksi purwaceng cukup terbatas dipicu oleh keterbatasan jumlah tanaman purwaceng itu sendiri. Terhitung sejak ditanam, butuh waktu antara satu sampai satu setengah tahun sampai tanaman siap dipanen dan diolah. Penasaran untuk mencoba dan membuktikan khasiatnya?

Harga
1 gelas kopi/susu purwaceng: Pr. 5.000 - Rp. 10.000
1 botol ekstrak purwaceng murni 200 gram: Rp. 100.000
Keterangan:
Data berdasarkan data per bulan Oktober 2010. Data ini tidak selalu diupdate dan ada kemungkinan perubahan harga sewaktu-waktu.







l.Kaliurang km 5,2,Sleman,Yogyakarta
Telp.0274545121/e-mail.khalistajogja@yahoo.com

Gunung Sikunir


 Gunung Sikunir 

Menyaksikan matahari terbit dari ufuk timur bukanlah sesuatu hal yang luar biasa. Namun berbeda dengan pengalaman menanti bangunnya sang surya dari atas Gunung Sikunir. Momen menyaksikan terbitnya mentari dari Negeri Ajaib di Pulau Jawa


GUNUNG SIKUNIR
Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo


GUNUNG SIKUNIR - Menanti Bangunnya Sang Surya di Negeri Ajaib
Nama Gunung Sikunir mungkin belum sepopuler Gunung Merapi di Yogyakarta atau Gunung Bromo di Tengger. Satu dari sekian banyak gunung yang mengelilingi Dataran Tinggi Dieng ini memiliki ketinggian 2350 meter dpl. Ada dua cara untuk mencapai puncak Sikunir yang berjarak 8 km dari Dataran Tinggi Dieng. Pilihan pertama adalah trekking dimana kita harus mulai pada jam 3 dini hari. Kondisi fisik dan berbagai perlengkapan lain harus benar-benar dipersiapkan bila memilih cara trekking ini. 

Pilihan kedua adalah naik motor, baik motor sewaan ataupun menggunakan jasa ojek hingga ke desa Sembungan dan dilanjutkan dengan mendaki sejauh 800 meter. Dengan berbagai pertimbangan terutama alasan keselamatan, YogYES memilih untuk naik ojek dan baru dilanjutkan dengan mendaki ke puncak Sikunir.
Perjalanan dimulai jam setengah 5 pagi. Pilihan naik ojek ternyata tepat. Jalanan gelap gulita, tanpa ada satupun lampu jalan yang menerangi. Baru beberapa ratus meter, mendadak kabut turun menyelimuti. Jarak pandang yang hanya satu meter dan medan yang berkelok-kelok serta naik turun lengkap dengan lubang dan tanah becek di tengah jalan sungguh sangat berbahaya bila seseorang yang tidak hapal betul dengan medan sekitar mengendarai sepeda motor sendiri. Meskipun demikian, pada kesempatan lain jalur trekking mungkin layak juga untuk dicoba. Berjalan kaki sambil menghirup udara segar dan menikmati langit cerah bertabur ribuan bintang terdengar cukup menarik dan menantang.

Dari Desa Sembungan yang berada di ketinggian 2302 meter dpl, perjalanan dilanjutkan dengan mendaki jalan setapak licin yang diapit jurang dan hutan. Udara terasa sangat dingin, bahkan lebih dingin dari winter di Orange County California. Sepanjang pengalaman YogYES ketika harus melalui musim dingin di akhir tahun 2008 dan awal 2009, suhu udara di Orange County tidak pernah lebih dingin dari 4 derajat Celcius. Kecuali suhu di daerah pegunungan seperti Big Bear yang selalu diselimuti salju saat winter tentunya. Saat mendaki Sikunir, winter jacket dan sarung tangan terasa belum cukup untuk melindungi tubuh dari dinginnya angin yang menggigit. Ditambah lagi dengan jalan mendaki yang serasa tak kunjung sampai. Nafas mulai tersengal dan jantung serasa hendak berhenti berdetak.

Ketika sudah hampir putus asa, jalan tiba-tiba melandai. Wah, akhirnya berhasil juga sampai ke puncak. Pemandangan yang terhampar di depan sungguh sangat menakjubkan. Lembah yang masih gelap nun jauh di bawah sana nampak berkelap-kelip dengan lampu-lampu yang menyala di desa-desa kecil yang tersebar diantaranya. Gunung Sindoro berdiri kokoh di depan mata. Hamparan awan dan kabut di bawah kami memberikan kesan bahwa kami benar-benar berada di negeri di atas awan. Bentangan langit cerah dengan ribuan bintang semakin menambah keindahan suasana. Bila cuaca cerah, dari puncak Sikunir ini akan terlihat Gunung Sindoro, Sumbing, Merbabu, Merapi dan Ungaran. Seorang teman bercanda dan mengatakan bahwa dia merasa seperti seorang dewa, berada di istananya yang tinggi menanti bangunnya sang mentari. Semburat jingga mulai terlihat di ufuk timur, menampilkan keindahan siluet Sindoro yang disusul dengan bayangan Gunung Merbabu, Sumbing, Ungaran, dan Merapi yang nampak mungil dengan kepulan asap tipisnya. Penat kaki akibat mendaki dan sakitnya dada yang tersengal-sengal langsung sirna...



Jl.Kaliurang km 5,2,Sleman,Yogyakarta
Telp.0274545121/e-mail.khalistajogja@yahoo.com

Anak Gimbal


 Anak Gimbal

Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata rambut gimbal? Sebagian besar mungkin akan langsung teringat pada Bob Marley. Berbeda dengan anak-anak gimbal di Dieng. Rambut gimbal tumbuh dengan sendirinya dan membuat mereka menjadi "raja"

ANAK GIMBAL - Raja Tanpa Mahkota dari Dieng

Bagi kebanyakan orang, rambut gimbal adalah pilihan untuk mencerminkan gaya hidup. Tidak demikian dengan gimbal yang banyak ditemui pada anak-anak kecil di Dataran Tinggi Dieng. Sebagai tanah yang dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para dewa, aura mistis dan berbagai mitos masih sangat kental terasa dalam kehidupan masyarakatnya. Salah satunya yang paling menarik adalah fenomena anak gimbal ini. Anak gimbal Dieng terlahir normal, sama dengan anak-anak yang lainnya. Pada suatu fase, tiba-tiba rambut mereka berubah gimbal dengan sendirinya. Berbagai penelitian untuk menyelidiki penyebabnya secara ilmiah belum membuahkan hasil.

Pada kesehariannya anak-anak ini tidak berbeda dan tidak diperlakukan spesial dibandingkan teman-temannya. Hanya saja mereka cenderung lebih aktif, kuat dan agak nakal. Apabila bermain dengan sesama anak gimbal, pertengkaran cenderung sering terjadi antara mereka. Warga Dieng percaya bahwa mereka ini adalah keturunan dari pepunden atau leluhur pendiri Dieng dan ada makhluk gaib yang "menghuni" dan "menjaga" rambut gimbal ini. Gimbal bukanlah genetik yang bisa diwariskan secara turun temurun. Dengan kata lain, tidak ada seorangpun yang tahu kapan dan siapa anak yang akan menerima anugerah ini. Konon leluhur pendiri Dieng, Ki Ageng Kaladite pernah berpesan agar masyarakat benar-benar menjaga dan merawat anak yang memiliki rambut gimbal.

Keinginannya Harus Dituruti
Rambut gimbal tidak akan selamanya bersarang di kepala si anak gimbal. Melalui sebuah prosesi, rambut ini harus dipotong karena ada kepercayaan bahwa jika dibiarkan hingga remaja maka akan membawa musibah bagi si anak dan keluarganya. Prosesi pemotongan tidak boleh sembarangan. Anak gimbal sendiri yang menentukan waktunya. Jika dia belum meminta, maka gimbal akan terus tumbuh walaupun dipotong berkali-kali. Selain ritual-ritual yang harus dilakukan, sang orang tua juga harus memenuhi permintaan anaknya. Apapun permintaan mereka, seaneh dan sesulit apapun, harus disediakan pada saat prosesi pemotongan rambut. Ada-ada saja yang diinginkan oleh mereka. Dari yang wajar seperti sepeda atau sepasang ayam, yang aneh seperti sebumbung kentut, hingga yang sulit dipenuhi seperti satu truk sapi atau mobil sedan. YogYES sempat membayangkan betapa repotnya bila memiliki anak gimbal seperti ini. Apalagi masyarakat percaya bahwa semua keinginannya harus dipenuhi karena kalau tidak maka si anak akan menderita sakit. Namun ternyata tidak. Orang Dieng menganggap bahwa anak gimbal adalah berkah yang akan membawa keberuntungan bagi mereka. Permintaan yang sulit pun cukup fleksibel dan bisa diakali. Bila si anak meminta satu truk sapi misalnya, si orangtua cukup membeli satu kilogram daging sapi dan meletakkannya di atas truk. Permintaan mobil sedan pun bisa dikabulkan dengan membelikan mainan berupa mobil-mobilan berbentuk sedan.

Setiap bulan Agustus atau Sura dalam penanggalan Jawa, diadakan prosesi ruwatan massal di kompleks Candi Arjuna. Anak-anak gimbal dimandikan dengan air dari 7 mata air, diarak dan dilempari beras kuning dan uang koin, kemudian dipotong rambutnya oleh pemuka adat yang kemudian melarungnya di Telaga Warna. Namun beberapa orang memilih untuk melakukan prosesi dan acara sendiri. Ada rasa tidak tega melihat anaknya harus memakai ikat kepala putih dan selendang dari kain mori yang biasa digunakan untuk membungkus mayat. Apalagi prosesi pelemparan beras kuning dan uang koin juga biasa dilakukan untuk upacara pemakaman jenazah orang yang sudah meninggal.

Fenomena anak gimbal ini memang sudah lazim di kalangan masyarakat Dieng. Namun bagi orang luar, peristiwa ini adalah sesuatu yang aneh, unik, dan mungkin sulit diterima dengan logika. Yang jelas, anak-anak gimbal ini ibarat menjadi “raja” yang akan dikabulkan semua keinginannya hingga masa ketika tiba waktu untuk dipotong mahkota gimbalnya.



Jl.Kaliurang km 5,2,Sleman,Yogyakarta
Telp.0274545121/e-mail.khalistajogja@yahoo.com