Kawah Sikidang
Meskipun
telah berabad-abad tertidur, namun Dieng memiliki beberapa kawah vulkanik yang
masih aktif hingga sekarang. Salah satunya yang paling menarik adalah Kawah
Sikidan yang konon memiliki hobi meloncat dan berpindah-pindah tempat.
KAWAH
SIKIDANG
Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara
Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara
Kawah Sikidang memberikan nuansa lain pada pariwisata Dieng.
Pemandangan alam segar berwarna hijau mendadak lenyap begitu YogYES memasuki
kompleks kawah ini. Sejauh mata memandang, hanya hamparan tanah tandus dikelilingi
perbukitan dengan kolam yang terus menerus mengepulkan asap nun jauh di ujung
sana. Beberapa meter dari pintu masuk terdapat sebuah papan peringatan agar
Anda berhati-hati dalam melangkah, serta larangan menyalakan api dan membuang
puntung rokok.
Berjalan di kawah ini memang tidak boleh sembarangan. YogYES pun
harus melompat-lompat dan mencari tanah yang kering untuk menjejakkan kaki.
Lubang-lubang bekas kawah terdapat dimana-mana. Di beberapa tempat terlihat
tanah basah dengan air yang bergolak mendidih. Tanah-tanah ini berbahaya bila
dipijak karena sangat rapuh dan mudah longsor. Bau belerang terasa sangat
menyengat. Semakin jauh berjalan, baunya terasa semakin kuat dan menusuk
hidung. Seorang wanita setengah baya berdiri di tengah padang tandus itu dengan
mengenakan caping dan penutup hidung. Sebuah karung terhampar dengan
bongkahan-bongkahan belerang ditata rapi diatasnya. Batu-batu itu dijual kepada
para pengunjung sebagai souvenir khas Kawah Sikidang. Kawah ini memang masih
menjadi surga bagi para penduduk yang menggantungkan hidupnya pada kegiatan
menambang batu belerang. Meskipun baunya sangat menyengat, namun uap yang
mengandung belerang ini dipercaya berkhasiat untuk menghaluskan kulit dan
menghilangkan jerawat.
Hampir di ujung kompleks ini, Kawah Sikidang bertahta. Sebuah
kolam besar dengan air bercampur lumpur berwarna abu-abu yang terus
menggelegak. Ujung kolam tidak terlihat karena pekatnya asap putih yang
mengepul. Konon air dan lumpur ini memiliki suhu 98 derajat celcius, dan bahkan
mungkin lebih. Pagar bambu dibangun mengelilingi kawah demi keselamatan para
pengunjung. Namun demikian masih saja ada yang melanggar batas aman ini. Dulu
ada seorang pengunjung yang nekat mengambil gambar dari bibir kawah terperosok
kakinya dan jatuh. Ketika diangkat, kulit kakinya sudah meleleh dan tinggal
tulang saja. Obyek wisata ini memang unik dan menarik, namun Anda harus selalu
waspada mengingat kawah ini masih tergolong aktif.
Kawah Sikidang memiliki dapur magma di dalam perut bumi di
bawahnya. Dapur magma ini menghasilkan panas dan energi dengan tekanan yang
sangat kuat. Apabila tekanan ini mencapai puncaknya, maka akan terjadi letusan
dan terbentuk sebuah kawah baru. Nama Sikidang diambil dari kata “kidang” yang
berarti kijang. Keunikan kawah ini adalah kawah utamanya yang selalu berpindah,
seolah meloncat mencari tempat baru. Lubang besar tepat di bagian depan
kompleks adalah bekas kawah utama sebelum dia merasa "bosan" dan
meloncat berpindah ke tempat lain. Bila beruntung Anda juga bisa menyaksikan beberapa
orang penambang belerang yang sibuk mencari bongkahan-bongkahan belerang untuk
dijual ke kota. Bila Anda adalah petualang yang ingin merasakan berdiri di atas
periuk magma bumi, Kawah Sikidang adalah tempatnya. Namun ingat, hati-hati
dalam melangkah dan jangan menyalakan api. Semoga beruntung...
Copyright © 2010 YogYES.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar