Purwaceng
Purwaceng hanyalah salah satu jenis tumbuhan
yang dulu banyak tumbuh liar di Dataran Tinggi Dieng. Apa yang istimewa?
Tanaman ini sering diasosiasikan sebagai obat kuat pria atau Viagra van Java.
Sangat menarik untuk membuktikan khasiatnya.
da yang berbeda dengan rasa kopi yang YogYES hirup pagi itu.
Rasa kopi tubruk Jawa yang terkenal mantap terasa sedikit aneh dengan campuran
sedikit pedas. Bukan, itu bukan rasa pedas dari jahe. Pedas yang ini agak
hambar dan sulit dilukiskan dengan kata-kata. Ternyata kopi ini sudah dicampur
dengan purwaceng, salah satu minuman khas Dieng yang terkenal sebagai obat kuat
penambah stamina kaum pria. Wah?
Bagi penduduk Dieng, ramuan ini sudah tidak diragukan lagi
khasiatnya. Konon purwaceng sudah mulai dikonsumsi sejak jaman kerajaan Hindu,
namun masih terbatas di kalangan raja dan bangsawan saja. Seiring perkembangan
jaman, rakyat biasa mulai diperbolehkan mengonsumsinya. Penduduk lokalpun mulai
memburu tanaman liar yang tumbuh dimana-mana sepanjang Dataran Tinggi Dieng
ini. Akibatnya purwaceng sempat menjadi tanaman langka yang terancam punah.
Tidak ingin kehilangan asset tanaman berharganya, penduduk mulai
membudidayakannya untuk keperluan komersil.
Don't judge a book by its cover.
Pepatah ini yang pertama kali terlintas ketika akhirnya melihat sendiri seperti
apa tanaman fenomenal ini. Tumbuhnya berkelompok dalam rumpun-rumpun setinggi
kurang lebih 25 cm dengan bunga-bunga kecil berwarna putih. Orang awam pasti
akan mengiranya sebagai sekelompok rumput biasa. Bernama latin Pimpinella Alpina Kds, seluruh
bagian tanaman bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional, terutama daun dan
akarnya. Akar yang bentuknya mirip dengan ginseng ini memiliki sifat diuretika
atau memperlancar air seni, afrodisiak untuk meningkatkan hormon testosterone,
dan tonik untuk menambah stamina. Terkandung juga senyawa-senyawa turunan
saponin, alkaloid, tanin, dan senyawa-senyawa lain yang berkhasiat sebagai
penguat tubuh dan memperlancar aliran darah.
Produksi purwaceng cukup terbatas dipicu oleh keterbatasan
jumlah tanaman purwaceng itu sendiri. Terhitung sejak ditanam, butuh waktu
antara satu sampai satu setengah tahun sampai tanaman siap dipanen dan diolah.
Penasaran untuk mencoba dan membuktikan khasiatnya?
Harga
1 gelas kopi/susu purwaceng: Pr. 5.000 - Rp. 10.000
1 botol ekstrak purwaceng murni 200 gram: Rp. 100.000
1 gelas kopi/susu purwaceng: Pr. 5.000 - Rp. 10.000
1 botol ekstrak purwaceng murni 200 gram: Rp. 100.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar